News

Ini Dia Sosok dr Yuswardani, Dokter yang Meninggal usai Divaksin Dosis Ketiga di Sulsel

Timredaksi.com, Jakarta — dr ANDI YUSWARDANI MAKMUR masih sempat mencuci baju sambil bercanda dengan ibunya sebelum meninggal dunia.

Beberapa saat kemudian tubuh sang dokter limbung dan ia ditemukan tersandar ia mengembuskan napas terakhir saat itu juga.

Kejadian pada hari Ahad, 22 Agustus 2021 itu menggegerkan masyarakat Bulukumba.

Pasalnya sebelum meninggal dunia sang dokter dua hari sebelumnya mendapatkan vaksin dosis ketiga.

Menurut salah seorang keluarganya yang tidak mau disebutkan namanya, dokter Yus memiliki riwayat hipertensi.

Sebelum divaksin dokter Yus mengeluh pusing-pusing.

Pada hari Jumat 20 Agustus 2021, saat akan menjalani vaksinasi, tekanan darah dokter Yus naik.

Sehingga vaksinasi dokter Yus ditunda selama beberapa saat hingga tekanan darahnya normal.

Keeesokan harinya, dokter Yus berangkat ke Kabupaten Jeneponto untuk mengikuti sebuah kegiatan di salah satu rumah sakit.

Dokter Yus menyetir mobil sendiri.

Kabar meninggalnya dr Andi Yuswardani Makmur usai disuntik vaksin dosis ketiga sontak viral di media sosial.

Dari informasi yang dihimpun, dr Andi Yuswardani Makmur, Sp. KJ., M.Kes yang akrab disapa dokter Yus adalah seorang dokter ahli jiwa yang bertugas di Rumah Sakit Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba.

Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, dr Ichsan Mustari kepada awak media membenarkan kejadian tersebut, ihwal seorang dokter di Bulukumba yang meninggal dunia usai mendapatkan vaksin dosis ketiga.

dr Ichsan Mustari menyatakan bahwa Dinas Kesehatan Sulsel telah menugaskan Tim Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) untuk melakukan investigasi.

Sejauh ini, menurut dr Ichsan Mustari, belum bisa disimpulkan apakah dokter Andi Yuwardani meninggal dunia akibat vaksin atau ada penyebab lainnya.

“Sebuah tim investigasi dari KIPI kabupaten dan provinsi telah turun,” jelasnya kepada awak media, Rabu 25 Agustus 2021.

Ia menambahkan bahwa pihaknya sedang menunggu hasil investigasi tim KIPI.

“Kita menunggu hasil investigasi KIPI.

Nanti akan ada rekomendasi-rekomendasi akan diberikan KIPI. Kita tahu sendiri ini kan vaksin Covid pertama kali, tentu juga kejadian yang seperti itu tetap menjadi analisis tim untuk melihatnya,” tandasnya.

(Salsa/Detik/PRakyat)

Salsa Sabrina

Recent Posts

DLH Kabupaten Wakatobi Luncurkan Sejumlah Program Strategis untuk Tingkatkan Kualitas Lingkungan

Timredaksi.com, Wakatobi – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Wakatobi terus mendorong peningkatan kualitas lingkungan dan kesejahteraan…

1 day ago

DLH Kutai Barat Dorong Peningkatan Kesadaran Pemilahan Sampah dari Sumbernya

Timredaksi.com, Kutai Barat — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kutai Barat (Kubar) terus menggalakkan partisipasi masyarakat dan…

1 day ago

Kabar BGN Pro-Asing Terkait Jelantah MBG, SAS Institute : Ada Potensi 620 Milyar Korupsi

Timredaksi.com, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, mendorong BGN melakukan komersialisasi dari…

2 days ago

DLH Jakarta Selatan Genjot Program Pelestarian Lingkungan Lewat Pendekatan Kreatif

Timredaksi.com, Jakarta Selatan — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta Selatan terus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang…

2 days ago

DLH Yahukimo Perkuat Pengelolaan Lingkungan di Wilayah Pegunungan Papua

Sumber Timredaksi.com, Yahukimo, Papua — Kabupaten Yahukimo dikenal sebagai salah satu wilayah dengan bentang alam…

2 days ago

Penguatan Peran Marbot dan Inklusivitas Masjid Jadi Sorotan dalam Temu Nasional Marbot Indonesia

Timredaksi.com,  Jakarta — Wakil Ketua Umum PBNU, KH. Zulfa Mustofa, mendorong pengurus masjid di seluruh…

2 days ago