Foto: Istimewa
Penulis: Nida Syamrathul Qolby
Inilah deretan 8 permainan jadul yang hits pada masanya di Jawa Barat. Pasti kalian generasi 2000-an pernah bermain permainan jadul saat kalian masih dibangku sekolah dulu?
Tentunya permainan permainan jadul di Jawa Barat ini memiliki nama yang berbeda di setiap daerah yang tersebar di Nusantara ini. Ada juga permainan yang serupa tapi memiliki ciri khas di daerahnya masing-masing. Penulis akan mengajak pembaca untuk mengingat kembali permainan masa kecil dulu yang pernah anda mainkan di halaman rumah sampai di halaman sekolah. Akan sangat seru bila bermain dengan teman masa kecil. Yuk kita bernostalgia bersama!
1. Gobak Sodor
Kalian pasti pernah memainkan permainan jadul gobak sodor atau galasin atau jaga benteng ini kan? Permainan yang dimainkan oleh 2 kelompok yang terdiri dari lima pemain atau jumlah pemain dapat disesuaikan. Bermain gobak sodor diperlukan ketangkasan, kegesitan, dan kecepatan berlari pada setiap pemain.
Biasanya, permainan ini dimainkan di sebuah lapangan yang dibatasi oleh garis kotak dengan kapur. Pada setiap garis dijaga oleh penjaga, dan pihak yang tidak berjaga harus bisa melewati garis demi garis sampai melewati garis finish yang sudah di sepakati. Bila salah satu pemain yang melewati garis berhasil tersentuh oleh penjaga, maka akan dikatakan kalah dan terjadi pergantian posisi dengan tim yang menjaga.
2. Petak Umpet
Siapa sih yang tidak tahu permainan petak umpet atau ucing sumpur ini? Permainan ini dimainkan oleh sejumlah orang yang mengikuti permainan. Petak umpet sangat terkenal di seluruh dunia dan biasa di sebut dengan Peek a Boo atau Hide and Seek. Dalam bahasa sunda kita mengenalnya dengan Ucing Sumput.
Permainan petak umpet diawali dengan semua pemain dikumpulkan dan gambreng atau hompimpa. Sampai tersisa dua orang dan harus suit. Orang yang kalah harus berjaga dan menutup matanya sambil menghitung “satu.. dua.. tiga.. (dst)”, sementara yang lain harus bersembunyi. Setelah hitungan selesai, si penjaga harus mencari semua pemain yang bersembunyi sampai menemukan semua pemain yang bersembunyi dengan berteriak dan menyebut nama dan mengucapkan “dua lima” (sebutan menemukan pemain yang bersembunyi) contohnya seperti “Dadang.. dua lima”.
Ada juga versi lain yang pernah dialami oleh penulis saat tinggal di Bandung. Masing-masing pemain yang yang ikut harus membawa pecahan genteng kecil (satu pecahan per-orang) yang kemudian akan disusun oleh si penjaga sambil berhitung. Setelah selesai menyusun si penjaga harus mencari pemain lain. Bila menemukan pemain yang bersembunyi harus menyebut nama dan mengucapkan “dua lima”. Jika si penjaga lupa menyebutkan nama, maka pemain lain berlari untuk merobohkan pecahan genteng yang sudah disusun itu. Maka permainan akan di ulang kembali, dan si penjaga harus menyusun kembali pecahan genteng itu.
3. Congklak
Congklak merupakan alat permainan dari sebuah papan kayu atau papan plastik yang memiliki 12-14 lubang kecil dan 2 buah lubang besar di ujung papan yang dimainkan oleh 2 orang pemain dan dimainkan secara bergantian. Lalu lubang tersebut akan di isi dengan biji kecil atau kerang kecil yang dipindahkan dari satu lubang ke lubang lainnya dengan cara memutar (dari kanan ke kiri) sampai biji atau kerang yang digenggam habis.
Akhir dari bermain congklak akan diketahui siapa pemenangnya saat semua lubang kosong dan semua biji dan kerang berpindah ke lubang besar. Pemenangnya akan ditentukan dengan menghitung jumlah biji atau kerang siapa yang paling banyak maka dia lah pemenangnya.
Ternyata, bermain congklak memiliki banyak manfaat yang dapat dirasakan secara langsung seperti melatih syaraf motorik, kejujuran, kesabaran, berhitung, sampai kemampuan dalam menentukan strategi dalam bermain teman-teman loh!
4. Sondah
Di Jawa Barat sendiri permainan ini ada yang menyebutnya dengan nama Englek karena cara bermainnya harus ‘ngengklek’ atau mengangkat satu kaki dan harus meloncati dari satu kotak ke kotak lain. Permainan ini butuh konsentrasi, dan keseimbangan yang kuat pada setiap pemain.
Biasanya, permainan ini dimainkan di tanah yang datang dan kemudian digambar kotak menggunakan kapur atau batang pohon yang disertai dengan nomor pada setiap kotaknya. Peraturan permaian ini adalah setiap pemain yang melangkah tidak boleh menginjakan kedua kaki dalam kotak, tidak boleh menginjak garis, dan tidak boleh menginjak kotak yang ada kojo atau gundunya. Lemparan kojo atau gundu harus berurutan sesuai nomor dan tidak boleh melewati kotak. Bila pemain melanggar aturan yang telah disepakati, maka terjadi pergantian pemain.
Setelah kotak selesai digambar, setiap pemain harus memiliki kojo atau gundu yang di lempar ke kotak pertama. Barulah pemain harus meloncat ke kotak selanjutnya (kotak ke dua) dan jangan sampai menginjak garis. Bila kotak di depan terdapat dua kotak yang sejajar vertikal, maka pemain harus menginjakan masing-masing kaki di masing-masing kotak (contoh petak yang terdapat pada gambar di atas kiri di nomor 4 dan kaki kanan di nomor 5) secara bersamaan. Lakukan hal ini sampai ke kotak yang paling terakhir. Bila sudah sampai di kotak terakhir maka pemain harus berbalik arah sampai ke tempat kojo. Pemain harus mengambil kojo dan membawa keluar kotak. Selanjutnya pemain harus melempar kojo ke nomor selanjutnya, dan lalukan hal yang sama sampai ke kojo tiba di kotak terakhir.
5. Lompat Tali Karet
Permainan lompat tali biasanya menggunakan tali elastis dari karet. Tali karet dibuat dari karet gelang yang kemudian dianyam sendiri sampai panjang yang diinginkan. Permainan ini sangat cocok dimainkan di halaman yang luas. Urutan dalam permainan ini dimulai dari setinggi mata kaki, lutut, paha, pinggang, dada, dagu, telinga, ubun-ubun, dan yang terakhir merdeka dengan mengkat tangan dengan lurus ke atas hingga berjiinjit.
Permainan akan dimulai dengan cara hompimpa atau gambreng sampai ditemukan 2 orang pemegang tali dan yang lainnya sebagai pelompat tali. Aturan bermain sangat sederhana, pada ketinggian rendah (dari mata kaki sampai pinggang) pelompat tidak boleh menyentuh tali, sementara untuk ketinggian sedang sampai tinggi (dari dada sampai jinjit) pelompat dibolehkan untuk menyentuh tali asalkan tidak terjerat/ tersangkut dalam tali. Bila pelompat melanggar makan akan terjadi pergantian pemain dengan pemegang tali. Permainan dilakukan berulang-ulang sampai semua pemain kelelahan dan memutuskan untuk mengakhiri permainan.
6. Bola Bekel
Bola bekel atau bola belken atau bola kuwuk ini biasanya dimainkan menggunakan bola kecil dengan menggunakan sebuah bola dan sejumlah biji bekel atau bisa diganti dengan kerang. Biasanya permainan ini identik dengan permainan perempuan. Dulu saat sekolah pasti ada yang pernah bermain permainan ini pada jam istirahat bukan? Disaat waktu luang pasti ada yang mengajak temannya untuk bermain permainan ini.
Aturan bermain permainan ini pemain harus mengambil biji sesuai urutan dan tidak boleh lebih atau kurang dari yang telah ditentukan, dan pemain harus mengambil biji saat bola melambung (tidak boleh mengambil saat bola tertangkap/ turun ke lantai). Akan dinyatakan gugur apabila bola turun menimpa biji, tidak sempat mengambil bola saat bola akan mendarat, pemain telat mengambil biji, dan saat pemain kelebihan atau kekurangan biji saat di ambil.
Cara bermain bola bekel, pada ronde pertama biji di sebar dan pemain harus mengambil biji satu per-satu pada setiap lemparan bola. Sampai tersisa satu biji makan bersiapkan untuk menuju ke ronde berikutnya, maka semua biji yang di kumpulkan harus di sebar lagi saat melemparkan bola selanjutnya. Maka ronde kedua pun dimulai, pemain harus mengambil dua buah biji di setiap lemparannya. Lakukan hal yang sama sampai ronde berikutnya. Pemain yang menyelesaikan semua ronde terlebih dahulu akan menjadi pemenangnya.
7. Boy-Boyan
Boy-boyan atau bebencrakan biasanya dimainkan dengan pecahan genteng dan sebuah bola karet atau bola yang dibuat dari kumpulan kertas. Pecahan genteng kemudian disusun sesuai dengan jumlah pemain. Biasanya permainan ini dimainkan di halaman yang cukup untuk bermain. Permainan boy-boyan dilakukan oleh satu orang penjaga dan yang lain adalah pelempar bola. Aturan permainan ini dengan pelempar harus merobohkan susunan pecahan genteng yang disusun oleh penjaga, pemain yang terkena lemparan bola oleh penjaga akan dinyatakan kalah. Maka terjadilah pergantian pemain.
Cara bermain game bebencrakan ini diawali dengan hompimpa sampai ditemukan siapa yang akan menjadi penjaga. Penjaga harus menyusun pecahan genteng pemain dan pemain harus melempar bola hingga susunan itu runtuh. Jika susunan sudah roboh, maka penjaga harus mengejar dan melempar bola kepada pelempar tadi. Pelempar yang tidak bisa menghindari lemparan bola dari penjaga akan dinyatakan kalah dan akan menjadi penjaga selanjutnya.
8. Sepdur
Seldur atau kereta api yang khas dengan alunan tembang sundanya. Berikut lirik tembang Sépdur: “Sépdur, sépdur… Mantri-mantri maan jédur.. kahijina, kaduana, katiluna… Saha nu di tangkap”.
Permainan sepdur dimainkan oleh banyak orang diantanya ada yang menjadi gerbang 2 orang dan yang lainnya membentuk kereta. Kereta akan mengitari gerbang dengan melantunkan alunan tembang Sépdur. Bila tembang habis dinyanyikan, maka orang yang menjadi gerbang harus menangkap salah satu pemain yang mengitarinya. Yang ketangkap dinyatakan kalah dan akan menjadi gerbang/terowongan sampai ditemukan siapa yang menjadi gerbang selanjutnya.
Nah, di atas merupakan 8 permainan jadul yang sering dimainkan oleh anak-anak di Jawa Barat pada tahun 2000-an. Sebetulnya, masih banyak permainan jadul yang sering dimainkan dulu. Semua permainan akan lebih menyenangkan jika banyak orang yang ikut bermain bersama. Dari yang disebutkan diatas, manakah permainan yang sering dimainkan dulu? Ada yang masih ingat? Jangan lupa share untuk tetap melestarikan permainan jadul bersama agar tidak terlupakan. (*)
Timredaksi.com, Jakarta - Koordinator Forum Generasi Milenial Indonesia (FGMI) merespon berita soal ex Kominfo Budi…
Timredaksi.com, Mekkah - Menteri Agama Nasaruddin Umar berkesempatan mendampingi Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menjalankan…
Timredaksi.com, Jakarta – Dalam rangka meningkatkan literasi perpajakan masyarakat serta mendukung transformasi digital Direktorat Jenderal…
Timredaksi.com, Jakarta - Pelaksanaan upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-79 yang digelar di kawasan…
RESENSI BUKU Judul Buku: Prabowo dan Tantangan Penyelesaian Konflik Papua Penulis: Dr. Socratez Yoman Penerbit:…
Timredaksi.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral…