Oleh: Eudia Isabelle (Puteri Indonesia Jawa Tengah 2023)
Sewaktu kecil, saya selalu ditanya oleh orang tua saya “Apa cita-cita kamu Eudia?
Jawaban saya adalah “ingin menjadi berkat untuk orang banyak melalui talenta yang saya miliki.”
Jawaban yang sangat bertolak belakang untuk seorang anak kecil yang introvert, sangat pemalu, pendiam, dan tidak percaya diri.
Rasa tidak percaya diri ini muncul karena saya memiliki postur tubuh yang kurang baik yaitu sedikit bungkuk.
Bagaimana saya bisa menjadi berkat untuk orang banyak, kalau bertemu orang saja saya malu?
Namun, saya bersyukur memiliki support system yang luar biasa yaitu kedua orang tua saya.
Mereka mendorong saya untuk ikut kursus modeling dan sekolah kepribadian, bahkan selalu dilibatkan dalam acara 17 Agustus-an di tempat kami tinggal, tujuannya hanya supaya saya lebih berani dan percaya diri.
Ada sebuah momen yang tak terlupakan ketika saya SMA, saya didaftarkan oleh orang tua saya untuk ikut sebuah ajang pencarian bakat dan tidak disangka saya masuk 10 besar.
Namun, saya malah menangis sejadi-jadinya dan ingin mengurungkan niat untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya karena merasa tidak mampu dan tidak percaya diri.
Tetapi orang tua terus mendukung agar saya tidak patah semangat. Akhirnya saya bisa melewatinya dengan baik.
Pengalaman ini membuat saya sadar bahwa rasa tidak percaya diri membuat orang lain yang berhubungan dengan kita pasti merasa tidak nyaman, menurunkan kualitas diri, pola pikir, dan sulitnya bersosialisasi.
Semakin dewasa, saya mulai terbiasa bertemu banyak orang, berkecimpung di dunia model dan mengikuti banyak kegiatan sosial.
Seringnya pergi ke panti asuhan membuat kecintaan saya terhadap anak-anak terus tumbuh.
Saya juga sering diundang untuk mengajar, menjadi pembicara tamu, dan menjadi juri disetiap kegiatan yang berhubungan dengan anak-anak.
Kesempatan-kesempatan tersebut membawa saya mulai lebih fokus dan peduli pada dunia anak-anak.
Setiap anak perlu ditanamkan Children Personality Development untuk membantu mereka menggali dan mengembangkan potensi diri, sehingga mereka menjadi pribadi yang percaya diri sejak dini dan unggul di masa depan.
Karena banyak anak yang sebenarnya telah memiliki bakat, namun belum menyadari potensi mereka, seperti saya di masa kecil.
Tidak sampai disitu saja, dunia modeling yang saya tekuni selama bertahun-tahun membuat saya termotivasi untuk membagikan ilmu yang saya miliki kepada anak-anak dengan membuka sekolah modeling Twin’s Model.
Delapan tahun yang lalu saya mendirikan Twin’s Model dengan tujuan sebagai tempat belajar dan wadah positif untuk belajar modeling bagi anak-anak, serta sebagai wadah penyaluran bakat anak, melalui berbagai kegiatan tampil di depan umum.
Dunia model tidak hanya sekadar belajar berlenggak-lenggok di runway atau catwalk, namun ada banyak hal yang dapat kita ambil sebagai pembelajaran.
Seperti untuk perbaikan postur tubuh, pembekalan Personality Development (attitude/sikap), bersosialisasi, Team Work (bekerja sama dalam kelompok), dan tentunya juga untuk mengalihkan perhatian mereka dalam bermain gadget.
Twin’s Model juga memiliki kegiatan non-profit berupa coaching class gratis yang ditujukan kepada anak-anak dengan kategori keluarga yang memiliki keterbatasan ekonomi dan tidak punya kesempatan.
Beberapa kegiatan sosial yang pernah saya lakukan adalah
dengan mengunjungi beberapa sekolah, mengajak kerjasama untuk menginisiasi Children Personality Development yang bertujuan meningkatkan kesadaran akan attitude (sikap) yang baik.
Semua dilakukan dengan harapan agar anak dapat menerapkan apa yang sudah dipelajari, melakukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga berguna sebagai bekal di masa sekarang dan masa depan. Karena anak-anak adalah investasi masa depan.
Mereka adalah generasi muda penerus bangsa. Oleh sebab itu, pendidikan yang tepat harus ditanamkan sejak dini.
Karakter yang baik tidak terbentuk dalam sekejap, melainkan dipupuk sedikit demi sedikit, hari demi hari.
Diperlukan upaya yang sungguh-sungguh, berlarut-larut dan penuh kesabaran untuk mengembangkan karakter yang baik.
Saya sangat berterima kasih kepada kedua orang tua saya yang telah mengubah saya menjadi manusia yang lebih baik .
Jadi kalau sekarang saya ditanya lagi “Apa cita – citamu Eudia?” Saya bisa menjawab “Cita-cita saya sudah terwujud yaitu menjadi berkat untuk banyak orang melalui talenta yang saya miliki dan saya akan terus menjadi berkat seumur hidup saya.”
Seorang penulis Amerika dan konselor keluarga mengatakan, “Children do learn what they live. Then they grow up to live what they’ve learned.” – Dorothy Nolte (Anak-anak mempelajari apa yang mereka jalani. Kemudian mereka tumbuh untuk menjalani apa yang telah mereka pelajari).
Let’s us be the children’s “Guardian Angel” because #ICareALot. Mari bersama-sama menjadi “Malaikat Pelindung” bagi anak-anak karena kita sangat peduli.
RESENSI BUKU Judul Buku: Prabowo dan Tantangan Penyelesaian Konflik Papua Penulis: Dr. Socratez Yoman Penerbit:…
Timredaksi.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral…
Timredaksi.com, Jakarta — Unit Pelaksana Pengujian Kendaraan Bermotor (UP PKB) Pulogadung menegaskan kembali pentingnya penegakan…
Timredaksi.com, Jakarta – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan…
Timredaksi.com, Kenyam — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Nduga, Nius Wakerkwa mengadakan Kunjungan Kerja…
Timredaksi.com, Jakarta - Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) yang diusulkan dan dibahas bersama telah mengakomodasi masukan…