News

Bendera Putih Dimana-Mana, BMI Ingatkan Waspada Jantung Politik

Jakarta, Timredaksi.com – Aksi pengibaran bendera putih kini sudah terjadi dimana-mana. Hal ini merupakan tindakan menyerah dan kekecewaan kepada langkah pemerintah dalam menangani kasus covid-19.

Hampir semua sektor usaha mengibarkan bendera putih, seperi perhotelan, transportasi hingga buruh yang merasa menyerah karena tidak bekerja dan kesulitan ekonomi dalam emenuhi kebutuhan hidup.

Ketum DPN BMI Farkhan Evendi mengingatkan pemerintah dengan banyaknya aksi pengibaran bendera putih yang terjad di masyarakat. Karena hal ini bukan hanya menimbulkan gejolak ekonomi, namun juga akan berdampak gejolak politik.

“Dari aspek politik, tentu akan menurunnya suara partai pendukung pemerintah, turunnya kepercayaan masyarakat pada DPR akibat suara di DPR yang mayoritas diisi partai pendukung pemerintah,” ucap Farkhan, Selasa (27/7/2021).

BACA JUGA:

Menurut Farkhan, efek berkibarnya bender putih juga akan menimbulkan perlawanan kepada pemerintah yang akan terjadi di seluruh wilayah. Jika ada satu tokoh oposisi kuat muncul bersuara dan didukung oleh masyarakat maka ini bisa menjadi situasi yang dapat memicu ketidakstabilan keamanan.

“Ini juga membuat semakin melemahnya wibawa Indonesia di mata internasional seperti di Malaysia dan Brazil yang kini malu rakyatnya melakukan aksi demonstrasi besar-besaran hendak menurunkan presidennya,” ujar Farkhan.

Farkhan khawatir, aksi demo, pengibaran bendera putih, serta aksi-aksi lainnya dalam kondisi dan situasi seperti saat ini malah justru digunakan oleh pemerintah untuk melakukan penangkapan kepada rakyat dengan tuduhan makar, tuduhan politisasi dan sebagainya.

“Perlu kiranya Komisi yang membidani politik dan luar negeri menyuarakan keras distrust publik ini. Jika ini tidak ditanggapi dengan serius maka dikhawatirkan gerbang pertahanan kita di aspek politik sebentar lagi berpotensi mendapat goncangan yang sangat besar,”ujar Farkhan.

Menurut Farkhan, jangan sampai demokrasi kita berujung pada anarkisme karena orang tidak boleh makan dan tidak boleh bicara dimana-mana seperti penangkapan pada penghina presiden baru-baru ini.

“Kita tak bisa lagi melihat karena kabut terlalu tebal dan makin tebal dengan perpanjangan PPKM, kalau rakyat marah dan tak terorganisir maka ledakan sosial mungkin bisa saja terjadi,”ujar Farkhan. (Salsa)

Salsa Sabrina

Recent Posts

RESENSI BUKU : Menakar Kepemimpinan Prabowo dalam Isu-isu Papua

RESENSI BUKU Judul Buku: Prabowo dan Tantangan Penyelesaian Konflik Papua Penulis: Dr. Socratez Yoman Penerbit:…

23 hours ago

Resmikan Groundbreaking Ekosistem Baterai, Publik Apresiasi Kinerja Menteri ESDM Bahlil Lahadalia

Timredaksi.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral…

1 day ago

UP PKB Pulogadung Tegaskan Komitmen Penegakan Aturan ODOL: Kendaraan Baru Wajib Sesuai Dimensi Standar

Timredaksi.com, Jakarta — Unit Pelaksana Pengujian Kendaraan Bermotor (UP PKB) Pulogadung menegaskan kembali pentingnya penegakan…

2 days ago

Terobosan Baru Pegadaian: Emas Fisik Kini Bisa Langsung Jadi Tabungan Emas

Timredaksi.com, Jakarta – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan…

6 days ago

Kunjungan Kerja ke Distrik Iniye, Nius Wakerkwa Bagikan Sembako

Timredaksi.com, Kenyam — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Nduga, Nius Wakerkwa mengadakan Kunjungan Kerja…

6 days ago

Ketua Mahkamah Agung Hadiri Penandatanganan Naskah DIM RUU KUHAP

Timredaksi.com, Jakarta - Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) yang diusulkan dan dibahas bersama telah mengakomodasi masukan…

7 days ago