Featured

AS Kecam Penerbangan Militer China di Laut China Selatan

Militer Amerika Serikat mengecam penerbangan militer China di Laun China Selatan dalam sepekan terakhir. Tapi AS menyebut penerbangan militer China itu “tidak pernah” menimbulkan ancaman apa pun bagi Theodore Roosevelt Carrier Strike Group, kapal induk Angkatan Laut AS di wilayah tersebut.

Namun, militer AS menyebut penerbangan tersebut sesuai dengan pola agresif dan tidak stabil dari Beijing.

“Theodore Roosevelt Carrier Strike Group memantau dengan cermat semua aktivitas Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) dan Angkatan Udara (PLAAF), dan tidak pernah menjadi ancaman bagi kapal, pesawat, atau pelaut Angkatan Laut AS,” kata Komando Pasifik militer AS dalam sebuah pernyataan seperti dilansir kantor berita Reuters, Sabtu (30/1/2021).

Seorang pejabat AS, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan pesawat China tidak berada dalam jarak 250 mil laut dari kapal Angkatan Laut AS.

China mengklaim hampir semua perairan Laut China Selatan yang kaya energi, di mana negara itu telah mendirikan pos-pos militer di pulau-pulau buatan. Namun, Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga memiliki klaim atas sebagian laut tersebut.

Perairan itu telah menjadi titik masalah dalam hubungan China-AS. Amerika Serikat secara teratur menuduh China melakukan militerisasi Laut China Selatan dan mencoba mengintimidasi tetangga-tetangga Asia yang mungkin ingin mengeksploitasi cadangan minyak dan gasnya yang luas.

China, pada gilirannya, secara teratur mengecam aktivitas militer AS di wilayah tersebut. China menyebut bahwa aktivitas militer AS tersebut tidak kondusif bagi perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.

Angkatan Laut AS secara teratur melakukan apa yang disebut sebagai operasi “kebebasan navigasi” dengan kapal-kapal AS yang berlayar dekat dengan beberapa pulau yang diduduki China. AS selalu menegaskan kebebasan akses ke perairan internasional tersebut.

Komando Pasifik AS pun mempertegas janjinya untuk melanjutkan operasi di wilayah tersebut.

“Amerika Serikat akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan, menunjukkan tekad melalui kehadiran operasional kami di seluruh kawasan,” kata Komando Pasifik. (Salsa/S/Detik.com)

Salsa Sabrina

Recent Posts

Neng Eem: Sudah Semestinya Negara Hadir untuk Pesantren

Timredaksi.com, Jakarta – Ketua Fraksi PKB MPR RI, Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, menegaskan bahwa…

8 hours ago

Menyiapkan Generasi Pembelajar Kritis dan Kreatif Lewat Deep Learning

Timredaksi.com, Salatiga - Seminar Nasional bertema “Deep Learning dalam Pembelajaran di Sekolah” diselenggarakan oleh Fakultas…

4 days ago

Keluarga Duka Zaverius Magai Sampaikan Terima Kasih kepada PT Freeport Indonesia dan PT Redpath Canada

Timredaksi.com, Mimika - Setelah melalui proses pencarian dan evakuasi yang berlangsung selama lebih dari 27…

4 days ago

Dukung Program MBG, FGMI: Demi Perbaikan Gizi Anak Bangsa

Timredaksi.com, Jakarta - Forum Generasi Milenial Indonesia (FGMI) mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar…

4 days ago

Pegadaian Resmi Luncurkan Super Apps ‘Tring!’: Integrasikan Seluruh Ekosistem Emas dan Keuangan Digital dalam Satu Genggaman

Timredaksi.com, Jakarta – PT Pegadaian menandai babak baru transformasi digitalnya dengan meluncurkan super apps terbaru,…

5 days ago

Satriani Wisata Menjelajahi Jejak Islam di Spanyol Sebagai Destinasi Utama Wisata Muslim

Timredaksi.com, Jakarta – Spanyol semakin populer sebagai destinasi wisata muslim dunia. Negara yang dikenal dengan…

2 weeks ago